May 19, 2007

Teruntuk sahabat muslimahku yang masih dalam penantian

Duhai saudariku yang dirahmati Allah, andai saat ini dirimu sedang resah, gundah, karena belum datang juga pendamping hidup yang engkau inginkan sementara usiamu semakin merambat naik dan mungkin engkau sudah dikatakan tidak muda lagi, maka bersabarlah, yakinlah bahwa jodohmu akan datang menjemputmu suatu ketika suatu masa. Sesungguhnya Allah tengah memberikan kesempatan kepadamu untuk memperbaiki diri, memperbaiki keimananmu agar engkau mendapatkan seorang jodoh yang memiliki keimanan yang sama sepertimu, seorang laki-laki yang sholeh. Tidakkah kau tahu sahabatku? Engkau tidak akan mendapatkan laki-laki yang sholeh jika dirimu tidak mau menimba ilmu, tidak mau berjuang memperbaiki akhlakmu menjadi seorang wanita yang sholehah. Jangan harap engkau mendapat seorang laki-laki yang baik bila engkau tidak berusaha menjadi wanita yang baik.

Karena Allah telah berfirman di dalam Al Qur’an:

“wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik… “ (QS An Nuur (24): 26)

Jagalah kehormatan dirimu wahai saudariku, karena sesungguhnya seseorang yang belum menikah itu memiliki godaan nafsu yang besar, sebagaimana yang disampaikan oleh sahabat Umar bin Khattab radi’allahuanhu.: “Orang yang belum menikah akan cenderung tergoda untuk berbuat kotor dan zina”.

Jauhilah segala sesuatu yang mampu membangkitkan nafsu syahwatmu, berhati-hatilah dalam menonton acara televisi, media massa, buku cerita, film, sms-sms yang kau terima, musik, yang sekiranya bisa mendorong dirimu berpikiran “ngeres” dan membangkitkan naluri seksualmu. Sesungguhnya semua itu semakin menurunkan nilai keimananmu.

Perbanyaklah berpuasa, banyaklah berdoa kepada Allah, dan rajinlah mengikuti taklim-taklim atau Carilah ilmu agama Allah, hanya dengan cara itulah imanmu akan semakin terpupuk. Jangan heran, sekalipun engkau berjilbab besar ya saudariku, jika ilmumu tidak pernah diasah, maka jangan harap keimananmu tetap meningkat. Sesungguhnya pupuknya iman itu adalah ilmu.

Manfaatkanlah waktu penantianmu dengan sebaik-baiknya. Selain berdoa dan memperbaiki diri, tidak ada salahnya engkau meminta bantuan sahabat sholeh, saudara atau meminta kepada orang yang bisa dipercaya (pemuka agama) untuk mencarikan seorang pendamping hidup. Menawarkan diri pun di dalam agama Islam diperbolehkan pula. Hal tersebut bukan sesuatu yang memalukan bagi kita sebagai kaum wanita. Seperti yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Tsabit al-Bunnani yang berkata, “Aku berada di sisi Anas, dan disebelahnya ada anak perempuannya. Anas berkata, ‘Seorang wanita datang kepada Rasulullah salallahu’alaihiwassalam menawarkan dirinya seraya berkata, “Wahai Rasulullah, apakah engkau berhasrat kepadaku?” (dan di dalam satu riwayat yang lain wanita itu berkata, ‘Wahai Rasulullah, saya datang hendak memberikan diriku kepadamu’). Maka putri Anas berkata, ‘Betapa sedikitnya perasaan malunya, idih…idih.’ Anas berkata, ‘Dia lebih baik daripadamu, dia menginginkan Nabi lalu menawarkan dirinya kepada Beliau” (HR. Bukhari)

Ingatlah saudariku, ibarat seseorang yang tengah berjualan, tentunya peluang untuk bisa laku akan lebih besar ketika seseorang itu menawarkan barangnya kepada orang yang hendak membelinya dibandingkan tidak. Lihatlah sebagaimana yang pernah dilakukan oleh sahabat Umar ketika menawarkan Hafsah, puterinya kepada sahabat-sahabatnya tidak menjadikan diri Hafsah menjadi turun derajatnya.

Diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar radi’allahuanhu. Beliau berkata:

“Umar bin Khattab ra ketika Hafsah menjanda dari Khunais bin Khudzafah as-Sahmi radi’allahuanhu. Umar bin Khattab radi’allahuanhu berkata, “Aku datang kepada Utsman bin Affan radi’allahuanhu. Lalu aku tawarkan kepadanya Hafsah. Maka Utsman berkata, ‘Aku akan melihat urusanku’, lalu aku berdiam selama beberapa malam, kemudian Utsman datang kepadaku seraya berkata, ‘Tampak olehku bahwa saat-saat ini aku belum berhasrat untuk kawin.’ Umar berkata, ‘Lalu aku temui Abu Bakar ash-Shidiq radi’allahuanhu, lantas kukatakan, ‘Jika engkau mau aku ingin mengawinkan engkau dengan Hafsah binti Umar’. Maka Abu Bakar diam saja dan tidak menjawab sedikitpun dan aku merebutnya setelah Utsman. Maka aku diam selama beberapa malam, kemudian Rasulullah salallaahu’alaihi wassalam melamarnya,lalu aku nikahkan dia dengan Beliau. Setelah itu Abu Bakar menemuiku seraya berkata, ‘Engkau telah menemuiku untuk menawarkan Hafsah kepadaku, tetapi aku tidak menjawab sedikitpun. ‘Umar berkata, “Benar”. Abu bakar berkata, ‘Tidak ada yang menghalangiku untuk menjawab tawaranmu itu melainkan karena aku telah mengetahui bahwa Rasulullah salallaahu’alaihi wassalam pernah menyebut-nyebut Hafsah, maka aku tidak ingin membukakan rahasia Rasulullah salallaahu’alaihi wassalam. Dan seandainya Rasulullah salallaahu’alaihi wassalam meninggalkannya, niscaya aku akan menerimanya. (HR Bukhari)

Andaikata ikhtiar telah dijalankan dan pendamping hidupmu pun belum juga datang, tetaplah bersabar, bertawakal dan berprangka baik kepada Allah subhanahu wata’ala.

“Setiap muslim yang memohon -selain suatu dosa dan pemutusan hubungan-pasti Allah akan memberi salah satu dari tiga hal: do’anya dikabulkan dengan segera, atau do’anya disimpan untuk di akhirat, atau lantaran do’a tersebut dijauhkan dari mara bahaya sebesar kebaikan yang ia minta” (HR Ahmad, Abu Ya’la dan at Tirmidzi).

Boleh jadi Allah belum memberikan pendamping kepadamu karena Allah tengah menguji keimananmu.

Jika engkau bersabar, maka balasannya adalah surga. Mungkin engkau tidak mendapatkan pendamping hidup di dunia, namun kelak engkau akan mendapatkan pendamping hidup di surga.

“Sesungguhnya Allah berfirman: “Jika Aku menguji hamba-Ku (dengan kebutaan) pada kedua matanya lalu ia bersabar, maka Allah akan mengganti kedua matanya itu dengan surga” (HR Bukhari)

Andai dirimu masih resah, maka obat mujarabmu adalah dzikrullah.

Ingatlah! Hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tentram (QS Ar-Ra’d (13): 28)

No comments: